INFORMASI :

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI DESA BONOROWO / SARANA INFORMASI PUBLIK

Sejarah dan Legenda Desa Bonorowo

Sejarah dan Legenda Desa Bonorowo

Sejarah dan Legenda Desa Bonorowo

Desa Bonorowo merupakan  salah satu desa yang berada di Kecamatan Bonorowo. Dengan kondisi geografis terletak di hamparan daerah Bonorawan. Sesuai dengan cerita, konon bahwa Desa Bonorowo di ambil dari kata bono dan rowo. Dalam bahasa jawa, Bono artinya Besar sedangkan Rowo artinya  genangan air. Bonorowo dikandung maksud adalah genangan air yang besar atau Bonorawan . Adapun yang dimaksud dengan Daerah Bonorawan tersebut saat ini telah menjadi beberapa desa; antara lain : desa Tlogorejo, Desa Balorejo, Desa Pujodadi, Desa Rowosari, Desa Ngasinan dan Desa Bonorowo. Dan Desa tersebut mempunyai Hikayat masing-masing, khususnya Desa Bonorowo itu sendiri
Desa Bonorowo dengan keadaan sekarang ini mempunyai beberapa Dusun atau Pedukuhan. Antara lain ; Dusun Bantengrejo, dusun Tugusari, Dusun Tugusari Trukan,  Dusun Bonorowo Kulon dan Dusun Bonorowo Wetan. Masing-masing pedukuhan juga mempunyai hikayat tersendiri.
Dusun yang pertama adalah Dusun Bantengrejo. Dahulunya dusun ini bukan bernama dusun Bantengrejo, melainkan pedukuhan Bantengmati yang merupakan wilayah desa Ngabean . Karena letaknya terpencil dan terhalang Sungai maka dalam pembentukan desa pada jaman penjajah Belanda di gabung ke desa Bonorowo
Dusun Bantengrejo ini konon ada suatu mitos bahwa masyarakatnya apabila memelihara kerbau selalu mati atau disebut tidak waris. Maka oleh masyarakat Dusun Bantengmati diganti dengan Dusun Bantengrejo. Agar mememelihara hewan seperti kerbau dan sapi bisa waris.
Kedua adalah Dusun Tugusari. Dusun ini merupakan hamparan rawa-rawa yang dibuat gundukan yang semakin lama menjadi suatu hamparan darat oleh seorang yang bernama Mbah Sekat. Beliua masih keluarga Puspo Negoro. Di ujung wilayah tersebut dibangunlah suatu monument atau tugu  sebagai tanda batas wilayah tiga wilayah. Yatu kabupaten Kebumen, kabupaten Ngambal dan Kabupaten Ketawang. Oleh karena itu maka di ambillah untuk suatu nama wilayah tersebut yaitu TUGUSARI.
Ketiga Dusun Tugusari Trukan. Dusun ini adalah bagian dari Dusun Tugusari yang merupakan hamparan sawah sebagian ditanami pohon keras, seperti ohon kelapa , albasiah dan lain lain. Maka menjadi tanah darat dan digunakan sebagai tempat tinggal. Sehingga diambil nama Tugusari Trukan, yaitu wilayah Tugusari buatan. Dikandung maksud buatan dai status tana sawah menjadi tanah darat. Pada tahun 2002 Pemerintah Desa mengadakan SOTK dan pemekaran wilayah, maka wilayah tersebut dijadikan suatu wilayah dusun Tugusari Trukan.
Keempat sekaligus kelima adalah Dusun Bonorowo Wetan dan Bonorowo Kulon . adalah satu hamparan yang sama yaitu merupakan hamparan rawa-rawa yang dibuat gundukan yang semakin lama menjadi suatu hamparan darat yaitu Dusun Bonorowo.
Konon yang babat atau yang truko Dusun Bonorowo ini adalah dikenl dengan Nama Mbah Sergi. Nama Sergi dalam bahasa jawa adala suwargi atau Almarhum. Nama sebenarnya adalah Raden Puspo Negoro, merupakan keluarga dari kerajaan Mataram Yogyakarta. Beliau tidak setuju dengan kerajaan mataram Menyatu dengan Penjajah Belanda, sehingga pergi meninggalkan Kerajaan dan merantau di wilayah Bonorawan ini, yang sekarang dikenal dengan Desa Bonorowo

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Kebumen Terkini

Tahun Ini KIE Ditiadakan, Diganti Expo Keagamaan
Peringati Hardiknas, Bupati Kebumen Upayakan Para Guru Honorer Diangkat PPPK
Peringati Hari Buruh, Bupati Kebumen Sebut Angka Penganguran Turun
Berkomitmen Majukan Pendidikan, Bupati Kebumen Raih Penghargaan Detik Jateng-Jogja Awards
Puluhan Ribu Warga Padati Alun-alun Pancasila, Nobar Timnas U-23 vs Uzbekistan

Arsip Sejarah Desa

Data Desa

Statistik Pengunjung

Polling 1

Polling 2